Wanita dan kosmetik tidak dapat dipisahkan, Selain mata dan rambut, bibir juga
merupakan salah satu sasaran tatarias pada wanita. Bibir pada wanita identik dengan lipstik
beserta warnanya.
Dengan banyaknya inovasi baru, lipstik terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
lip tint. Lip tint digemari karena mudah untuk diaplikasikan, lebih ringan untuk dipakai sehari￾hari dan membuat bibir terlihat akan selalu segar. Dibalik warnanya yang menyegarkan, dalam
pembuatan beberapa produk lip tint digunakan bahan pewarna sintetik yang berbahaya untuk
bibir.
Pada tahun 2016, Badan POM menemukan 43 item kosmetika mengandung bahan
berbahaya yang dipergunakan untuk mengubah atau memperbaiki penampilan. Bahan berbahaya
yang teridentifikasi dalam produk kosmetika tersebut antara lain merkuri, hidrokinon, asam
retinoat, deksametason, klindamisin, serta bahan pewarna merah K3 dan merah K10. Bahan￾bahan berbahaya tersebut dilarang untuk digunakan dalam pembuatan kosmetika berdasarkan
Peraturan Kepala Badan POM RI No. 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika.
Bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa) dan Buah bit merah (Beta vulgaris) dikombinasikan
karena bunga rosella mengandung antioksidan yang tinggi sehingga dapat mencegah oksidasi
yang dapat menyebabkan bau tengik pada sediaan dan buah bit untuk mempertebal warna lip
tint. Maka dibuatlah terobosan baru terkait zat pewarna untuk lip tint yang aman berupa pewarna
dari bahan alam. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) dan buah bit merah (Beta vulgaris)
merupakan salah satu bahan alam yang dapat kita manfaatkan sebagai zat warna untuk lip tint.
Zat aktif yang berperan dalam bunga rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glukosida
hibisci. Zat warna yang penting dalam buah bit adalah betalain.
Ekstrak bunga rosella dapat digunakan sebagai zat pewarna dalam sediaan lipstik, dan buah
bit dapat digunakan sebagai zat pewarna dalam sediaan lip cream. Dalam proses pembuatan
liptint¸perlu dilakukan pengujian terkait sifat fisik dari liptint tersebut. Pengujian ini dilakukan
untuk membuktikan apakah formula yang menyusun liptint tersebut sudah baik atau belum sesuai. Pengujian sifat fisik liptint terdiri dark beberapa uji,seperti uji organoleptis, uji
homogenitas, uji pH, uji daya oles, uji iritasi, dan uji kesukaan.
Uji organoleptis yaitu uji yang dilakukan agar diketahui warna, bau, rasa serta tekstur dari
liptint yang dibuat bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan bahan sediaan lip tint. Sediaan lip
tint kombinasi ekstrak bunga rosella dan ekstrak buah bit berbentuk cair yang diharapkan mudah
dalam penggunaannya.
Untuk uji homogenitas yakni uji yang dilakukan agar diketahui apakah formula penyusun
liptint tersebut sudah homogen atau belum. kombinasi ekstrak bunga Rosella dan buah bit telah
tercampur secara homogen diketahui dengan bercampurnya semua komponen yang ada pada lip
tint dengan merata sehingga tekstur sediaan terasa lembut.
Untuk uji pH yaitu pengujian yang dilakukan agar diketahui berapakah pH atau derajat
keasaman dari liptint dan apakah pH tersebut sudah sesuai dengan pH pada bibir manusia.
Sediaan lip tint kombinasi ekstrak bunga rosella dan ekstrak buah bit memiliki pH yang yang
sesuai dengan pH fisiologis bibir yaitu 4,5 - 6,5. pH sediaan dibuat sesuai dengan pH fisiologis
bibir agar tidak menimbulkan efek tidak nyaman atau iritasi pada bibir.
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwasanya kosmetik tidak hanya terbuat dari bahan berbau sintetik tetapi
seiring berkembangnya zaman baik teknologi maupun kesehatan serta kosmetik berkembang
dengan sangat cepat. Bunga rosella dan buah bit merah menjadi daya tarik untuk terobosan
terbaru dalam pembuatan lip tint berbahan alami yang diperoleh dari alam. Bunga rosella
mengandung antioksidan yang tinggi sehingga dapat mencegah oksidasi yang dapat
menyebabkan bau tengik pada sediaan dan buah bit untuk mempertebal warna lip tint. Dari
kandungan yang diperoleh tersebut bisa didapatkan inovasi terbaru dalam pembuatan lip tint
yang baik dalam segi warna serta kesehatan bibir. 

Referensi

Badan POM. 2016. Waspada Kosmetika Mengandung Bahan Berbahaya. Jakarta.
http://pom.go.id/. Diakses pada 26-10-2020
Baki, G., & Alexander, K. S. (2015). Introduction to Cosmetic Formulation and Technology.
New York: Wiley.
Briane, F. S. (2018). Formulasi sediaan lipstik ekstrak kental umbi bit merah ( Beta vulgaris L.).
Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala .
Djaeni, M., Ariani, N., Hidayat, R., & Utari, F. D. (2017). Ekstraksi Antosianin dari Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffaL.) Berbantu Ultrasonik: Tinjauan Aktivitas
Antioksidan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol.6 No.3, 148-151.
Harefa, E. A. (2019). Formulasi Sediaan Lip Cream Menggunakan Sari Umbi Bit ( Beta
Vulgaris L.) Sebagai Pewarna Alami. Medan: Institut Kesehatan Helvetia.
Nurcahyo, Heru. Febriyanti, Rizki. (2019). Potensi Bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn.)
Sebagai Bahan Pangan Fungsional, Sumber Pigmen Dan Antioksidan Alami. Jurnal
Prosiding Seminar Nasional INAHCO 2019 Vol 1, 192-196.
Rowe, C., et al. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth edition. Britain London:
Pharmaceutical Press.
Siahaan, L.O., Hutapea, E.R.F. & Tambun, R. (2014). Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit
Rambutan ( Nephelium lappaceum) Dengan Pelarut Etanol. Jurnal Teknik Kimia USU,
3(3), pp.32–38.
Unirah, U. (2011). Formulasi Sediaan Lipstik menggunakan Ekstrak Kubis Merah (Brassica
oleraceae) sebagai pewarna. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Vishwakarma, B., et al. (2011). Formulation and Evaluation Herbal Lipstick. International
Jurnal of Dr ug Discovery Herbal Research 1.
Warnida, H., & dkk. (2016). Formula Lipstik dengan Pewarna Alami dari Ekstrak Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Ilmiah Farmasi Terapan & Kesehatan.
Volume 1 ,